• Home
  • About
    • Author
    • Satsuma Biru
  • Categories
    • Travel
    • Culture
    • Live Hack
  • Countries
    • Australia
    • Indonesia
    • Japan
    • South Korea
  • Language
    • 日本語
    • English
    • Bahasa
  • Others
    • FAQ
    • miscellaneous
    • blog walking
linkedin facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Satsuma Biru

Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya - Ali bin Abi Thalib -

Tidak terasa bulan Maret sudah hampir di pengujungnya ya.. Di Jepang, saat ini adalah momen perubahan musim dari musim dingin ke musim semi yang ditandai dengan mekarnya Bunga Sakura. Momen ini juga dijadikan Jepang sebagai awal dari permulaan hal yang baru, yaitu kenaikan kelas, kelulusan dan awal masuk kerja sehingga bisa dipastikan hiruk-pikuk terjadi di seluruh tempat.

Bicara tentang Sakura pasti tidak akan jauh-jauh dari merencanakan Hanami. Perubahan suhu dari yang semula dingin menjadi lebih hangat memang cocok dijadikan ajang berkumpul bersama teman atau kerabat. Nah, tempat favorit Hanami di Kagoshima City itu ada dimana saja sih? Berikut ini saya tuliskan ulasan tempat-tempat favorit saya menikmati Hanami selama tinggal di Kagoshima City.


KOTSUKIGAWA (甲突川)

Kotsukigawa adalah sungai yang mengalir di Kagoshima City. Sepanjang tepi sungai Kotsuki terdapat pohon Sakura yang merupakan spot favorit bagi warga Kagoshima untuk melakukan Hanami. Tentu saja ini karena lokasinya yang berada tepat di jantung Kota Kagoshima sehingga sangat mudah di akses bagi pengunjung dengan berbagai moda transportasi. 

Seorang warga memotret bunga Sakura di tepi Sungai Kotsuki

Pada musim Sakura, biasanya banyak sekali tikar atau terpal dibentangkan oleh warga untuk mereservasi tempat hanami. Pemerintah kota pun turut berpartisipasi dengan menghiasi sepanjang bantaran sungai dengan lampion, menginstall toilet darurat dan tempat sampah untuk memfasilitasi warganya yang mengadakan party di bawah pohon sakura. 

Sakura di Kotsukigawa tidak mekar secara serentak. Namun terdaapat beberapa spot yang biasanya bunga sakura mekar secara bersamaan. Bagi saya, spot paling bagus (bunga Sakuranya) dan nyaman dijadikan tempat makan bersama adalah di dekat tram station Takamibashi (tepat di seberang patung Okubo Tsucimichi) hingga sebelah museum Meiji Restorasi, kemudian lokasi di dekat tram station Takenohashi tepat dimana patung Masayoshi Matsukata berada. Spot terakhir ini juga merupakan tempat favorit jogging bagi saya.

Mulanya saya kurang menyukai spot ini karena terlalu banyak orang. Untuk bisa berfoto dengan leluasa, kami perlu datang pagi-pagi sekitar pukul 07.00 saat masih sepi. Tapi, saat pandemi dimana tidak boleh mengadakan party, orang-orang hanya berlalu lalang saja sehingga memungkinkan saya untuk mengeksplor tempat ini lebih bebas.


YOSHINO PARK (吉野公園)

Yoshino Park merupakan sebuah taman yang terletak disebelah utara Kota Kagoshima. Tempat ini menjadi salah satu spot favorit untuk melakukan hanami karena tempatnya sangat luas. Selain itu, tersedianya playground yang cukup besar tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi orang tua untuk mengajak anak-anaknya bermain. Bagi saya pribadi, pemandangan langsung Gn. Sakurajima beserta Kinko Bay dari observatory deck adalah bagian yang paling saya sukai.

Mejiro and Kawazuzakura in Yoshino Park
Burung Mejiro menghisap nektar bunga Kawazuzakura di Yoshino Park

Terdapat beberapa jenis sakura yang ditanam di taman ini, termasuk salah satunya Kawazuzakura yang mekar paling duluan dibanding jenis sakura lain yaitu pada akhir musim dingin, bulan Februari. Setelah itu, bunga sakura jenis lain akan menyusul mekar secara berkesinambungan. Saya selalu menyempatkan diri berkunjung pada akhir Februari untuk melihat Ume dan Kawazuzakura, kemudian pada awal April untuk menikmati jenis sakura lain dan melakukan hanami bersama teman-teman. 

Baca Lebih Lengkap: Sakura di Akhir Musim Dingin


Hanami in Yoshino Park, Kagoshima
Aktivitas Hanami di Yoshino Park

Yoshino Park terletak agak jauh dari pusat kota, tetapi dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Pengunjung bisa menggunakan bus dari depan Kagoshima Chuo Eki yang akan berhenti tepat di depan pintu masuk Yoshino Park.


SAKURAGAOKA (桜ヶ丘)

Sakuragaoka secara harfiah berarti bukit bunga sakura (oka (丘) berarti bukit). Seperti namanya, banyak sekali pohon sakura tumbuh di sini dan bermekaran indah pada musimnya. Namun, karena lokasinya yang cukup jauh dari kota, tempat ini tidak termasuk daftar tempat favorit untuk hanami di Kagoshima City versi Weather News.

Hanami PPI Kagoshima 2018 di Sakuragaoka

Saya mengetahui tempat ini dari beberapa teman saya yang melakukan studi kedokteran di Kagoshima University yang kampusnya terletak di Sakuragaoka. Kami, PPI Kagoshima, pernah melakukan hanami di belakang parkiran Fakultas Kedokteran karena tempatnya nyaman dan bunga sakuranya cukup indah. Alasan lain tentunya karena sepi, sehingga kami tidak perlu berebut dengan orang lain untuk reservasi tempat. Dan karena sepi dan luas, kami bebas mengeksplorasi tempat ini untuk berfoto-foto tanpa khawatir mengganggu orang lain.


KAGOSHIMA FUREAI SPORTLAND(ふれあいスポーツランド)

Kagoshima Fureai Sportland, yang isinya secara umum adalah fasilitas olahraga, terletak tidak jauh dari Sakuragaoka. Meskipun demikian, terdapat ruang terbuka di depan kolam renang yang terdiri dari lapangan dan playground. Di tempat inilah tumbuh beberapa jenis pohon sakura seperti kanhi dan kawazuzakura.

Sakura di Fureai Sportland

Saya mengunjungi tempat ini bersama PPI Kagoshima di awal April 2020 sebelum pemerintah Jepang menetapkan State of Emergency, sehingga terlihat belum banyak orang mengenakan masker meskipun mereka sudah membatasi jarak dengan kelompok lain.

Tempat ini juga bukan termasuk daftar spot hanami terkenal di Kagoshima, sehingga bisa dipastikan jumlah pengunjungnya tidak akan sepadat di Kotsukigawa ataupun Yoshino Park. Namun, adanya area bermain anak-anak inilah yang menjadi daya tarik tersendiri. Buat saya secara personal, running track dibawah pohon sakura adalah hal yang menarik bagi saya.


SAKURAJIMA (桜島)

Sakurajima adalah sebuah pulau kecil dimana gunung Sakurajima berada. Sakurajima secara harfiah berarti pulau bunga sakura (shima (島) berarti pulau, dibaca jima jika dalam penulisannya didahului oleh kanji lain). Sama seperti Sakuragaoka, Sakurajima juga tidak termasuk dalam daftar tempat favorit untuk hanami versi Weather News, tetapi pemandangan bunga Sakura disini tidak boleh diabaikan.

Sakura tunnel di Sakurajima

Saya mengunjungi Sakurajima khusus untuk hanami di tahun 2020, tepat ketika pandemi Covid-19 merebak dan Jepang menetapkan status Emergency State. Jenuh dengan situasi yang mengharuskan kami tidak boleh kemana-mana, teman saya akhirnya membawa saya menyusuri lorong sakura dengan mobil di Sakurajima. 

Pohon sakura di Sakurajima cukup banyak baik dari jenis dan jumlahnya. Jika tidak pandemi, saya yakin tempat ini juga ramai dikunjungi masyarakat sekitar dan wisatawan karena di bawah pohon sakura disediakan meja dan kursi tempat peristirahatan oleh pemerintah setempat. 


Itu tadi daftar tempat favorit hanami saya selama tinggal di Kagoshima. Meskipun beberapa tempat di atas adalah hidden gem alias tidak termasuk daftar favorit bagi orang secara umum, tapi justru itu membuat saya bisa lebih mengeksplorasi tempat untuk berfoto-foto atau mengambil gambar khusus untuk fotografi. Buat saya, mencari tempat hanami tidak perlu yang terkenal, cukup yang nyaman saja. Semakin populer tempat tersebut, sudah bisa dipastikan akan semakin ramai pengunjung.

Sakura itu udah cantik dengan sendirinya, jadi tidak peduli di manapun dia tumbuh, dia yang akan membuat tempat tersebut menjadi lebih cantik ketika musimnya berbunga 😉

Sampai ketemu lagi di catatan berikutnya ya 👋






Note: Reservasi tempat untuk Hanami itu hampir sama seperti Hanabi (firework festival di musim panas), yaitu berebut datang paling cepat, yang biasanya ibu-ibu Jepang is the best kalau urusan seperti ini 😅

Share
Tweet
Pin
Share
8 comments

In the midst of the hectic activities of the PKTBT CASN BRIN 2022, I took my weekend time to meet my senior (while studying at IPB) who happened to return to Yogyakarta. Because I took the CL (Commuter Line) from home, so I requested a meet up place not far from Yogyakarta (Tugu) Station, which is around Malioboro.

It turns out that Malioboro is not that narrow. Here I want to share the interesting places in Malioboro other than the shopping center. Come on, let's follow the story to the end, okay?


MALIOBORO

Kawasan Malioboro
The Gate Separated Each Zone in Malioboro

Right from the exit gate of Yogyakarta (Tugu) Station, we can see many interesting places for tourists. Let's call one of them is Selasar Malioboro which is a gathering place for angkringan traders. I have discussed this article about Selasar Malioboro and its Angkringan in full in the post Strolling Around Malioboro, A Major Shopping Street in Yogyakarta. 

pedagang kaki lima di teras malioboro
Teras Malioboro 1

The new face of Malioboro that is different from the 2019s is the presence of benches, hand washing facilities, and a dividing gate between zones along the sidewalk on Malioboro street. One more thing, the street vendors who originally sell their products crowded the sidewalks, starting February 1, 2022, were moved to Teras Malioboro 1 and Teras Malioboro 2. The Malioboro sidewalk is now more convenient for tourists and pedestrians who deliberately follow this road to the zero point of Yogyakarta.


CHINATOWN: KETANDAN VILLAGE

Malioboro's Chinatown: Kampung Ketandan
The Gate of Chinatown area in Ketandan Village

Right after Malioboro Mall, we will find a gate with Chinese-style architecture on the left side of the road. This is the gate of Kampung Ketandan, a Chinatown area (Chinatown) in Yogyakarta. Based on information from the Yogyakarta City Government News Portal, Ketandan village is a witness of the acculturation between Chinese culture, the Palace and Residents of Yogyakarta since the Dutch colonial era. Every Chinese New Year celebration, the Ketandan Village organizes the Yogyakarta Chinese Culture Week. Cultural ornaments and a lion dance festival will enliven the atmosphere in the area.


BERINGHARJO MARKET

Beringharjo, the oldest market in Yogyakarta
Entrance Gate of Beringharjo Market

If we continue our journey to the south, we will find Beringharjo Market which is the oldest and historic market in Yogyakarta. Reporting from Yogyes.com, at first the Beringharjo Market was a banyan forest that was used as a place for buying and selling by local residents after the establishment of the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace in 1758. The name of this banyan tree was later immortalized as the name of the market, namely Beringharjo (bering = banyan, harjo = welfare), with the hope that this market will become a source of prosperity.

mainan tradisional pasar beringharjo
Traditional Toys Trader at Beringharjo Market

At Beringharjo Market, sellers peddle various traditional snacks such as brem madiun, krasikan, green bean bakpia, hung kwe, nagasari, ting-ting, etc. In addition, this market also sells various types of batik and some traders offer traditional toys.


GEDUNG AGUNG YOGYAKARTA

Main Building of Gedung Agung Yogyakarta

Right in front of the Vredeburg Fort Museum, there is a historical building called the Gedung Agung. This building was built since the Dutch colonial era, then used by the Japanese government during the colonial era, and was used by the Indonesian government after Indonesia's independence. History records the important role of Gedung Agung as the Presidential Palace (presidential residence) during the Second Dutch Military Aggression when the Indonesian government moved from Jakarta to Yogyakarta. According to the Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia, the name Gedung Agung was given because of its function to welcome dignitaries of the state (gedung means building, agung means great or dignity).


POINT OF 0 KM YOGYAKARTA

March 1st General Offensive Monument

Continuing the journey to the south, we will find the 0 Km point, which is an intersection in the center of Yogyakarta City which brings together Jl Ahmad Dahlan, Jl Senopati, Jl Ahmad Yani, and the road leading to the north square. In this place you will easily see the old Dutch-style post office building, the BNI Bank office and the monument to the March 1 general attack.

0 km point and BNI Bank building

The 0 km point of Yogyakarta is often used as the center for holding big events such as music concerts, etc. This place looks very beautiful especially at night. Many tourists just take a walk and capture the moment in this place.


THE NORTH SQUARE

wedang ronde
Wedang Ronde (A Javanese Traditional Beverage)

From the 0 Km point of Yogyakarta, we continued our journey to the south. Right after crossing the intersection, on the left there are vendors selling traditional snacks, one of which is wedang ronde. We stopped for a moment while enjoying the wedang ronde at the small stall.

Sonobudoyo Museum 

Not far from the stall, there is the Sonobudoyo Museum which manages objects that have a scientific culture. If you are a humanist, it is a worth in taking the time to stop by this museum.

Kawasan Malioboro dari Alun-alun Utara
Point 0 Km Yogyakarta from North Square

Istana Yogyakarta
Yogyakarta Palace from North Square

Next, we will pass through a gate that leads us to the north square of the Yogyakarta Palace. In this square there are three pairs of banyan trees planted within the boundary fence. From this square, we can clearly see the Yogyakarta Palace from the front side.

KAUMAN GRAND MOSQUE

Yogyakarta Palace's Grand Mosque Kauman
Kauman Grand Mosque in Yogyakarta


Continuing our journey to the west, we walked from the square to The Grand Mosque Kauman. This mosque was built by Sri Sultan Hamengku Buwono I as one of the completeness of the Ngayogyakarta Hadiningrat Kingdom as well as the spatial layout of other Javanese kingdoms where the mosque is always located to the west of the palace.

Masjid Agung Kauman Yogyakarta
The name of the Great Mosque of Kauman

The name Kauman itself is very familiar to me because it is a historical place for the establishment of the Muhammadiyah organization. Unfortunately I didn't have much time to go around Kauman village to find the Langgar Alit (a Javanese type of small mosque) which was built by KH Ahmad Dahlan. Hopefully next time I can explore this area more widely.

Thus, I walked through historical buildings in Yogyakarta, especially from Malioboro to the Yogyakarta Palace. This article is also available in Indonesian and Japanese version. See you on the next walks.

See you,




Notes:

Maybe readers are wondering why I always use the name "Tugu" when writing Yogyakarta Station. So, in the center of Yogyakarta, there are 2 big stations which used to be called "Tugu" and "Lempuyangan" stations. When purchasing tickets at PT KAI, these two stations were named Yogyakarta Station with the interpretation being Tugu Station for business/executive tickets and Lempuyangan for economy tickets. However, at this time, Lempuyangan station is commonly referred to as Lempuyangan Station without including the name Yogyakarta, and Yogyakarta station is more specifically referred to as Tugu Station. So, if someone mentions "Tugu Station" it means "Yogyakarta Station".

Share
Tweet
Pin
Share
38 comments
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Traveling sangat menarik bagi siapa saja, tak terkecuali bagi wanita. Jika kamu salah satunya, selamat! You are brave enough!! Karena bagi sebagian wanita, solo traveling adalah hal yang sangat menakutkan. Terutama jika itu berkaitan dengan tempat-tempat berbahaya.

Pengalaman saya sebagai solo traveler memang belum lah sebanding dengan profesional traveler lainnya. Tapi cukup memberikan beberapa pelajaran berharga. 

But, as long as I still can travel, I don't care...

Berani bukan berarti careless ya guys.. Prioritas keselamatan diri tetap yang paling utama. Selain selalu waspada, tidak ada salahnya jika harus merencanakan traveling sedetail mungkin dengan menghindari tempat-tempat yang berbahaya sendirian. 

Solo Traveler Wanita
Solo Traveler 


INDONESIA

Jalan-jalan di Gedung Agung Yogyakarta

Di Indonesia, saya menghindari traveling di tempat-tempat sepi pada malam hari. Ketika membuat planning, kunjungan ke candi-candi yang tidak sebesar kawasan di Borobudur dan Prambanan saya jadwalkan di siang hari. Sedangkan wisata kuliner yang relatif lebih fleksibel, saya jadwalkan di malam hari. Untuk kunjungan ke lokasi-lokasi yang jauh ini, saya selalu mengusahakan tidak berjalan seorang diri. Ya, saya suka solo traveling. Tetapi jika medan tidak memungkinkan, saya tidak akan memaksa.

Saya selalu menghindari membawa barang berharga terlalu banyak karena akan mencuri pusat perhatian. Biasanya, saya hanya menggunakan kamera HP untuk dokumentasi, membawa uang secukupnya, dan selalu meletakkan tas di depan (di dada, bukan di punggung) agar lebih waspada.

Satu catatan lagi, saya memang kelewat berani, tapi saya pernah mendapatkan peringatan dari orang-orang lokal di Pasar Senin (Jakarta) untuk tidak menggunakan jembatan penyeberangan dini hari saat tidak ada seorang pun menyeberanginya. Saya mungkin berani. Tapi masalahnya, tempat sepi adalah sasaran empuk para pencopet beraksi. 

Yang khas di Indonesia adalah kebanyakan orang jalan bersama-sama, jarang sekali orang berjalan-jalan sendirian. Jadi ya agak bebal aja kalau ada orang yang iseng-iseng bertanya "mbak, kok sendirian aja?". Biasanya saya jawab iseng juga "Iya, teman/partner saya sedang rapat sebentar" hhehe.


AUSTRALIA

Parliament House di Canberra, Australia

Sebagai negara maju, Australia bisa dibilang cukup aman bagi wanita. Setidaknya begitu yang saya rasakan ketika traveling ke Australia pada 2015 lalu. Saya menjadwalkan wisata dari pagi hari pukul 06.00 untuk menghindari kerumunan ketika mengeksplorasi tempat-tempat terbuka. 

Kondisi di Canberra yang cukup sepi membuat saya berpikir ulang untuk berjalan jauh di malam hari. Jadi, saya menghabiskan malam hari untuk wisata kuliner di restauran sekitar hostel. Sedangkan di Sydney, malam hari sangat ramai. Jadi saya masih berani berjalan-jalan di sekitar hostel pada malam hari untuk menikmati gemerlapnya kota.

Oh ya, sebagai traveler yang cukup peduli dengan cost murah meriah, saya selalu booking hostel dengan kamar banyak yang khusus wanita. Selain murah (antara 100-300rb/malam), juga lebih terjamin keamanannya. Di hostel ini juga tersedia dapur umum dimana kita bisa memasak makanan sendiri. 


KOREA SELATAN

Gwanghwamun Gate di Seoul, Korea Selatan

Saya traveling di Korea Selatan dipandu oleh teman saya yang asli Korea. Teman saya tidak menyebutkan hal-hal yang butuh kewaspadaan khusus selain menghindari tempat minum jika waktu sudah lewat dini hari dan waspada saat dealing harga hotel karena harga yang ditawarkan tidak fix. 

Seoul sangat indah baik di siang ataupun malam hari. Tidak sedikit wisatawan yang terlihat berjalan seorang diri, meskipun Korea Selatan juga terkenal sebagai negara komunal seperti Indonesia dimana orang lebih banyak terlihat pergi bersama-sama.

Karena Seoul yang sangat ramai, teman saya menyarankan untuk lebih waspada dengan barang bawaan terutama di transportasi umum. Alhasil, saya membawa tas saya seperti saat saya traveling di Indonesia, yaitu di dada. 


JEPANG

Tsutenkaku Tower di Osaka

Saya bisa cerita banyak tentang Jepang, karena saya tinggal sekitar 3.5 tahun di Jepang. Jepang adalah negara yang aman bagi wisatawan dengan tingkat kriminalitas rendah. Itu berlaku untuk daerah yang didominasi penduduk lokal, bukan di daerah yang banyak wisatawan asingnya (menurut pendapat saya pribadi). 

Saya merasa lebih aman dan nyaman saat berwisata di daerah-daerah terpencil seperti di daerah Kyushu, tentu dengan mempertimbangkan kunjungan di siang hari. Pencopetan jarang sekali terjadi di transportasi umum, jadi sedikit lebih lega. Karena tidak banyak orang asing, sangat jarang terjadi penyerobotan antrean, terutama saat ingin berfoto di tempat dengan pemandangan indah. 

Di Kyoto, saya memilih hostel di dekat Stasiun Namba karena menurut saya stasiun yang strategis untuk akses kereta bandara. Tapi, kemudian teman saya mengatakan kalau Namba adalah tempat orang minum-minum. Saya baru sadar ketika berjalan di sekitar Dotonbori yang notabene memang banyak sekali izakaya alias tempat untuk minum-minum.

Di Kitakyushu saya menginap di hostel murah yang kemudian ketika saya mencari konbini (mini market), saya menemukan diskotik tepat dibawah hostel. Sewaktu sadar ya jadi gimana gitu... lha waktu booking hostel nggak mencari tahu ada apa saja di sekitar itu terlebih dahulu 😅 

Pengalaman menarik lain terjadi ketika saya berjalan mengunjungi daerah Shinsekai, tempat Tsutenkaku Tower berada. Saya menyempatkan beli takoyaki di sebuah stall di Shinsekai di malam hari, kemudian memakannya di kursi yang disediakan stall, tepat di sebelah laki-laki paruh dewasa (ojisan). Karena memang tidak kenal ya saya fokus saja menghabiskan takoyaki yang saya beli.  

Selesai makan takoyaki, saya berjalan menuju ke tower Tsutenkaku. Saya disapa banyak tante-tante yang dengan ramahnya menyapa "Hello, how are you?" sambil mengajak high five. Sejak kapan orang Jepang seramah ini dengan orang asing? Saya mulai menyadari kalau tante-tante ini pasti dalam pengaruh alkohol 😅

Ketika saya kembali ke Kagoshima (tempat saya tinggal selama di Jepang) dan saya ceritakan itu, teman saya orang Jepang dengan tegas mengatakan "Kamu tidak takut? Di situ kawasan orang minum-minum lhoo (minum dalam arti mabok). Dan banyak orang aneh". Saat itu saya kaget dan merinding sendiri. Hah?! Iya, Shinsekai memang agak "bagaimana" kalau dikunjungi malam hari sendirian.

Sejak saat itu, sebelum memutuskan tempat penginapan atau tempat kunjungan, saya selalu memastikan kawasan apa tempat tersebut, sebisa mungkin juga jauh dari diskotik. Sebisa mungkin menghindari kunjungan di sekitar pachinko (tempat berjudi) dan tempat minum di malam hari.


FYI: 

Saya adalah seorang yang dibesarkan di keluarga muslim di Indonesia. Image orang yang "minum" atau "mabuk" sangat jelek dibenak kami, karena memang selama ini orang-orang yang minum itu kebanyakan perilakunya tidak baik. Tapi sejak tinggal di Jepang dengan kultur nomikai (minum alkohol atau sake) dalam setiap kegiatan bersosialisasi, saya sadar tidak semua orang yang "minum" itu konotasinya buruk. 

Orang yang minum alkohol sepanjang dia masih bisa mengontrol diri itu masih dikatakan wajar. Ini terbukti, saya seringkali pulang dari kampus lewat dini hari melewati izakaya (tempat minum-minum) dan tidak pernah ada masalah. 

Yang tidak wajar adalah orang yang menjadikan "minum alkohol" sebagai kehidupan utama sampai dia tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tempat berkumpulnya orang-orang seperti inilah yang perlu dihindari. Kita perlu bertanya pada orang lokal untuk mengetahuinya.


Well, itu mungkin sedikit pengalaman saya sebagai solo traveler wanita. Banyak serunya, tapi juga jangan lupa untuk tetap waspada.  Mungkin teman-teman punya pengalaman berbeda, silakan tinggalkan di komentar.

Sampai jumpa di cerita berikutnya ya..

Salam, 


Share
Tweet
Pin
Share
10 comments

Salah satu cara yang saya gunakan untuk memantau perkembangan bunga Sakura adalah dengan mengaktifkan Ohanami Alarm di aplikasi Weather News. Karena aplikasi ini berbahasa Jepang, saya akan tuliskan step by step cara mengaktifkannya di post ini. Jadi yuk dibaca pelan-pelan...

Pertama, pastikan sudah menginstal aplikasi Weather News. Kemudian buka aplikasinya.

Aplikasi Weather News

Jika muncul pop up Ohanami Alarm (お花見アラーム), maka langsung saja klik tombol register(登録する)seperti ditunjukkan oleh anak panah di bawah. 

Pop Up Hanami Alarm

Jika pop up tidak muncul, tenang saja. Kita akan mulai dari halaman mai tenki (マイ天気), scroll ke bawah sampai menemukan gambar berikut ini, lalu tekan bagian Register Here (登録はこちら) seperti panduan pada gambar di bawah ini.

Halaman Mai Tenki

Setelah muncul Ohanami Alarm, kita perlu memilih tempat berdasarkan lokasi saat ini (現在地), area (エリア), atau memasukkan nama tempat secara langsung(スポットを名から検索する). Jika memilih berdasarkan lokasi saat ini, kita akan disarankan spot-spot Hanami terdekat dengan lokasi kita berasa. Jika memilih area, kita bisa mengecek seluruh spot Hanami di Jepang berdasarkan area-nya. Jika kita mengisikan langsung nama tempat, kita perlu menuliskannya dalam tulisan Kanji. 

Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan prosedur jika kita memilih Area.

Ohanami Alarm

Kemudian kita akan diarahkan untuk memilih salah satu Area yang ada di Jepang, yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku dan Kyushu. Selanjutnya saya akan memilih area Kyushu.

Memilih Area

Di Area Kyushu, kita perlu memilih salah satu perkefture yang ada, yaitu Fukuoka, Saga, Nagasaki, Oita, Kumamoto, Miyazaki dan Kagoshima. Dan saya akan memilih Kagoshima. 

Memilih Perfekture

Kemudian akan ditampilkan hasil pencarian di Kagoshima Perfektur, yaitu terdapat 18 spot Hanami dilengkapi dengan gambar kondisi terkini perkembangan sakura. Disini, saya akan memilih spot di Kotsukigawa yang dekat dengan kediaman saya.

Sakura Spot di Kagoshima Perfektur

Setelah itu akan muncul informasi seperti berikut: 

Kotsukigawa Riverbank: 

Full bloom, best time to see, falling cherry-blossoms of 3 steps Hanami best timing will be notified.

Lalu kita cukup menekan bagian berwarna merah muda untuk registrasi.

Ohanami Alarm untuk Kotsukigawa

Setelah registrasi berhasil, akan muncul halaman dibawah ini. Ohanami alarm sudah diregistrasi. Selamat menikmati sakura mekar penuh, saat terbaik untuk melihat sakura, dan reruntuhan bunga sakura.

Halaman apabila sudah teregistrasi

Kita bisa meregistrasikan lebih dari satu tempat, misalnya kita ingin memantau spot sakura di tempat lain. Nanti, pada saatnya tiba (buka mekar penuh, atau sakura mulai berguguran), kita akan mendapat alarm dari Weather News. Gampang bukan? 😉

Okay, itu tadi sekilas life hack di Jepang. Semoga bermanfaat ya teman-teman...

See you again, 



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Menurut forecast (ramalan) yang dikeluarkan oleh Weather News, bunga Sakura di Tokyo akan mekar penuh pada 20 Maret 2022. Kemudian akan disusul oleh kota Hiroshima dan Fukuoka (21/03), Nagoya (23/03), Kochi (24/03), Osaka (24/03), Kagoshima (27/03) dan Kanazawa (31/03).

Sedangkan Jepang bagian timur (Eastern Japan) sakura baru akan mekar penuh pada awal bulan April. Sakura di Kota Sendai akan mekar penuh pada 3 April, disusul Nagano dan Niigata (07/04), Akita (08/04), Aomori (15/04), Sapporo (23/04) dan terakhir Kushiro (08/05).

Jadi, sudah siapkah kamu melakukan Hanami?😍

Sakura Full Bloom Forecast from Weather News
Ramalan Bunga Sakura Mekar Penuh oleh Weather News

Ohanami Alarm (お花見アラーム)

Meskipun sudah disampaikan kalau Sakura di Kagoshima akan mekar penuh pada tanggal 27 Maret 2022, tetapi kenyataan di lapang bisa sedikit berbeda. Ini dipengaruhi faktor ketinggian tempat dan jenis (varietas) bunga Sakura di masing-masing lokasi. Bunga Sakura di Yoshino Park umumnya mekar lebih cepat dibandingkan bunga Sakura di Sakurajima maupun di Kotsukigawa.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya memantau kondisi bunga Sakura di masing-masing tempat yang akan dituju dengan mengikuti hashtag nama tempat (#kotsukigawa) di Instagram, melihat foto/video terkini di Google Map tempat tersebut, atau dengan mengaktifkan alarm di aplikasi Weather News. Info lebih lengkap dapat dibaca di tulisan cara mengaktifkan Ohanami Alarm di aplikasi weather news.

Ohanami di Masa Pandemi

Di masa pandemi ini, Pemerintah Kota Kagoshima sudah mengeluarkan pengumuman terkait Hanami (Cherry Blossoms Viewing) di sekitar Kotsukigawa, yaitu:

  • Diperbolehkan bagi keluarga untuk berjalan-jalan di sekitar Kotsukigawa dengan tetap berupaya mencegah penularan Covid-19 (menggunakan masker, menjaga etika batuk, dll)
  • Tidak diperbolehkan adanya party (yang melibatkan makan dan minum secara berkelompok).
  • Tidak diperbolehkan menggunakan api untuk barbeque.
  • Tidak akan disediakan tempat sampah atau toilet sementara.
Kondisi di tempat lain di Jepang pun biasanya tidak akan jauh berbeda. Meskipun belum bisa piknik seperti biasanya, tapi jangan khawatir. Keindahan bunga sakura masih bisa dinikmati dengan cara lain, yaitu: jogging, jalan santai atau bersepeda di sekitar bantaran sungai atau taman. Yuk, ambil kamera smartphone mu lalu cuss jalan-jalan lihat Sakura!! 🏃🚴📷🌸

Ditunggu foto-foto cantiknya ya..



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Total Pageviews

FLAG COUNTER

Flag Counter

About me

About Me

I am Izza, a plant scientist who likes traveling. Mostly I post about cultural exchanges and my travel experiences to historical sites and natural sceneries.

My Snapshots

blog list

  • Pejuang Pena
  • Satsuma Career
  • Satsumakan

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
  • ▼  2022 (19)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  May 2022 (1)
    • ►  April 2022 (5)
    • ▼  March 2022 (6)
      • Spot Terbaik untuk Melihat Sakura di Kagoshima City
      • Historical Tour in The Center of Yogyakarta City
      • FAQ (Frequently Asked Questions)
      • Pengalaman Menjadi Solo Traveler Wanita
      • Cara Mengaktifkan Ohanami Alarm di Aplikasi Weathe...
      • Jadwal Melihat Bunga Sakura (Ohanami) 2022 di Jepang
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (5)
    • ►  December 2021 (2)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
  • ►  2020 (3)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  July 2020 (1)
    • ►  March 2020 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October 2019 (1)
    • ►  May 2019 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  April 2018 (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  October 2015 (3)

Followers

BloggerHub

BloggerHub Indonesia

Blogger perempuan

Blogger Perempuan

1 minggu 1 cerita

1minggu1cerita

Created with by ThemeXpose