Merayakan 17-an Agustus di Negeri Orang

by - August 17, 2022

Tujuh belas Agustus tahun empat lima,
Itulah hari kemerdekaan kita....

Well, bagaimana upacaranya tadi pagi teman-teman? Setelah dua tahun kita sangat meminimalkan berbagai kegiatan outdoor yang berpotensi menularkan Covid-19, alhamdulillah tahun ini kondisinya lebih lebih baik. Pasti rasanya kangen berat bisa  bertemu kolega saat upacara di lapangan, melihat anak-anak kecil mengikuti lomba 17an, kirab budaya (karnaval), atau sesederhana melihat paskibra mengibarkan bendera merah putih. 

Kapan terakhir kali saya mengikuti upacara kemerdekaan? 

Kalau tidak salah sih tahun 2019 saat masih kuliah di Jepang. Walaupun tidak bisa mengikuti upacara formal seperti di Indonesia, kalaupun bisa rasanya juga berpikir dua kali untuk melakukan secara outdoor karena Agustus itu merupakan puncak musim panas di Jepang, tapi perayaan kemerdekaan yang kami lakukan tidak kalah meriah. Nah, penasaran kan seperti apa serunya merayakan 17-an di negeri orang? Di artikel ini saya akan berbagi pengalaman tersebut. Simak sampai akhir ya... 😉

Setiap tahun PPI Kagoshima merayakan kemerdekaan RI dengan potluck party, upacara sederhana (menyanyikan lagu Indonesia Raya) dan lomba-lomba seru untuk semua usia. Karena 17 Agustus itu bukan hari libur resmi di Jepang, kalau tidak bertepatan dengan weekend cukup sulit mengumpulkan mahasiswa dengan kesibukannya masing-masing, jadi kami selalu merayakannya pada weekend sebelum atau setelah tanggal 17 Agustus. 

Kebetulan tahun 2019 saya yang menyusun acara perayaan 17an, farewell party 2019 autum session dan nonton bareng festival kembang api di Dolphin Port. Saya dibantu dengan mbak Irien (bendahara PPIK) untuk mempersiapkan nasi tumpeng dan ibu-ibu lainnya membawa lauk pendamping. Konsep perlombaan beserta hadiahnya dipersiapkan oleh Naura & Aisyah (exchange student 6 bulan) di Veteriner. Suatu kebetulan saat itu beberapa orang tua mahasiswa sedang berkunjung ke Kagoshima, sehingga keluarga besar PPIK bertambah 4 orang. Lalu, tambahan short exchange student (2-4 minggu) sebanyak 8 mahasiswa, masing-masing 4 mahasiswa di Fakultas Perikanan (dari Universitas Sam Ratulangi) dan 4 mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi (dari UI dan UNAIR) yang tentu saja menambah semarak kemeriahan perayaan kemerdekaan RI di Kagoshima tahun 2019. FYI, saat itu jumlah full time student plus keluarga rasanya nggak lebih dari 20 orang 😅.

Saya dan mbak Irien membuat nasi tumpeng dadakan di lobby Kaikan 1, lalu didekorasi dengan lauk-pauk yang dibawa oleh ibu-ibu lainnya. Meja dan kursi juga segera ditata melingkar sehingga setiap orang bisa duduk saling berhadapan. Bendera merah putih dan peta Indonesia telah dibentangkan di ruangan. Tak lama kemudian keluarga PPIK dan Ibu-ibu Angklung pun tiba di ruangan. Seluruh peserta (warga PPIK) mengenakan baju batik atau baju berwarna merah putih. 

Perayaan kemerdekaan dimulai pukul 12.00 JST (jam makan siang) dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama (Mbak Irien yang menjadi pemimpin upacara, dan saya menjadi konduktor dadakan). Setelah itu dilakukan penyerahan kenang-kenangan dari PPIK dan Ibu-ibu Angklung untuk mahasiswa yang akan kembali ke Indonesia for good pada bulan September 2019, yaitu Naura, Aisyah, serta mbak Vena sekeluarga (mas Tim, Ken dan Kiyomi). Selanjutnya, kami semua berfoto bersama terlebih dahulu sebelum makan siang, karena beberapa mahasiswa short exchange akan mengikuti acara welcome party di Fakultas Perikanan.

Acara makan siang diawali dengan potong tumpeng oleh ayah mbak Icha, diberikan kepada orang termuda di ruangan itu, yaitu Naura yang waktu itu usianya 23 tahun (wakasou!). Selanjutnya peserta boleh menikmati makan siang dengan bebas dan leluasa. Selain tersedia masakan Indonesia yang dibawa oleh warga PPIK, ibu-ibu Angklung juga membawa satu set sushi dan makanan Jepang lainnya. Jadilah menu makan siang kali itu adalah masakan Nusantara dan masakan Jepang yang kaya cita rasa. Perayaan kemerdekaan ini sebenarnya juga momen pertama bagi para short exchange student untuk bisa bertemu dan bertukarpikiran dengan keluarga besar PPIK lainnya, sehingga jam makan siang pun terasa sangat singkat. 

Next, perlombaan. Lomba tebak dan peragaan kata untuk dewasa dipimpin oleh Naura, sedangkan saya mengarahkan anak-anak untuk lomba mewarnai. Sejujurnya lomba buat anak-anak ini effortless karena mereka memang belum paham apa itu kompetisi 😅. Cukup diminta untuk mewarnai gambar lomba 17an di Indonesia, yang mereka sendiri mungkin belum pernah lihat sama sekali hhehe, lalu kita lihat imajinasi mereka seperti apa. Tapi karena nggak dikompetisikan, setiap anak yang selesai mewarnai harus dikasih hadiah, yang selesai paling duluan dia berhak memilih hadiah. 

Peserta lomba tebak dan peragaan kata ini terdiri dari dua orang, satu satu peserta harus memperagakan kata yang harus ditebak oleh pasangan mainnya. Lucu, terutama waktu ada yang kebagian tebak judul lagu, tapi lagunya lagu angkatan lebih muda dari umurnya, alhasil nggak bisa menjawab juga 😂. Ada juga yang nggak tau "zumba" itu seperti apa jadi nggak bisa memperagakan, padahal si pasangan main tau zumba itu apa 😂

Lomba berikutnya wajib diikuti semua orang dewasa, yaitu lomba memindahkan kelereng dengan sumpit dengan waktu 15 detik (Ata-kun yang jadi timer sekaligus juri). Dan yang jelas sumpitnya bukan sumpit kotak ala Jepang, jadi licin sekali buat memindahkan kelereng yang memang bentuknya sudah bulat. If you know how difficult it was 😂. Meskipun demikian, ada lho yang bisa memindahkan 15 kelereng. Keren kan 😂

Acara ditutup pukul 17.00 JST setelah hadiah habis, semua merasa puas bertukarpikiran, dan beberapa tidak sabar perlu persiapan ke Dolphin Port untuk melihat festival kembang api (Hanabi). 

Meskipun tidak semua warga PPIK ikut melihat Hanabi, tapi acaranya berlangsung cukup fantastis. FYI, festival kembang api di Dolphin Port adalah yang terbesar di Kagoshima City. Jadi bisa dipastikan antusias penonton cukup tinggi dan juga atraksi kembang apinya yang luar biasa. Meskipun ditutup dengan hujan deras, tidak mengurangi kekhidmatan pertunjukan :)).

Okay, sekian catatan perayaan 17 Agustus 2019 di Kagoshima yang ditutup dengan nonton bareng Fireworks Festival.


Sampai jumpa di cerita berikutnya ya...

Salam,




You May Also Like

18 comments

  1. seru yah bisa 17-an di negeri Jepang. Kalo hidup di luar negeri gitu, terasa lebih solid persaudaraan yah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul... tapi tergantung dimana juga sih tinggalnya. Beberapa daerah yang jumlah orang Indonesianya terbilang sedikit, disitu biasanya ikatannya lebih solid.

      Delete
  2. Wah seru sekali merayakan tujuh belasan bersama teman-teman setanah air di negeri org ya. Makin berasa solidnya.

    ReplyDelete
  3. Waaa keren banget ya. Ternyata gak kalah seru dengan di kampung sendiri, malah rasa kebersamaannya lebuh erat

    ReplyDelete
  4. Tanggal 17 Agustus bukan hanya soal upacara dan lomba-lomba. Tapi bagaimana kita mensyukuri kemerdekaan yang diperjuangkan oleh pahlawan dan menanamkan kecintaan terhadap negeri tercinta Indonesia. Sebagai bentuk kecintaan dan ungkapan terima kasih kepada pahlawan tetap semangat menimba ilmu kak Satsuma Biru

    ReplyDelete
  5. Huhu pasti suasana harunya kerasa banget. Haru+rindu sama perayaan 17an di kampung halaman

    ReplyDelete
  6. Aq terakhir upacara pas masih kerja, dan jadi tim padusnya juga, kangennya ituny aja sich, kerjanya enggak 🤭🤭

    ReplyDelete
  7. Whaoaa seru bangett pengalamannya! Suasanya pasti masih kerasa banget yaa sampe sekarang?

    ReplyDelete
  8. Di mana pun kita berada tetap mesti ingat tanah kelahiran, cinta tanah air. Merayakan 17-an di negeri orang ga kalah serunya, terasa kompaknya mba. :)

    ReplyDelete
  9. seru jga sih kyk y 17 an di negeri orang, bisa baut obat kangen kampung halaman jga tuh

    ReplyDelete
  10. Hingga saat ini, saya masih suka dengan negara Jepang. Sungguh indah dan terkenal bersih di beberapa wilayah. Banyak juga orang asli Indonesia yang tinggal dan bekerja disana. Garuda tetap di dada dan merah putih terus berkibar ya. Merdeka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak!! Dimanapun berada merah putih selalu di hati.
      Terimakasih sudah meninggalkan jejak ;))

      Delete
  11. Biasanya kalau jauh dari negeri asal, rasa Nasionalis semakin terasa yaa..
    Dan dengan adanya momen 17 Agustus, kita semua bisa saling berkumpul dan merayakannya bersama meski sedang berada di Jepang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak... masih sedikit komunitasnya, makin kuat ikatannya...
      Makasih sudah meninggalkan jejak ya kak ;))

      Delete
  12. Wah kapan y aku terakhir ikut upacara bendera 🤔 kayanya sama d di tahun 2019. Tp bukan dlm rangka 17an.

    Acaranya seru yaa di sanaaa. Kalo taun ini Satsuma-san ikut lomba 17an kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Upacara ikut mbak walaupun online... tapi kalau lomba nggak ikut

      Delete
  13. wah seru banget kak, sehat selalu yaa :D

    ReplyDelete

Thanks for leaving your comments