• Home
  • About
    • Author
    • Satsuma Biru
  • Categories
    • Travel
    • Culture
    • Live Hack
  • Countries
    • Australia
    • Indonesia
    • Japan
    • South Korea
  • Language
    • 日本語
    • English
    • Bahasa
  • Others
    • FAQ
    • miscellaneous
    • blog walking
linkedin facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Satsuma Biru

Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya - Ali bin Abi Thalib -

Berbicara tema wisata yang bersifat musiman memang tidak akan pernah ada habisnya. Dari semua jajaran itu, memang bunga Sakura adalah juaranya tema wisata di musim semi. Tapi kalau melewatkan momen karena sibuk pindahan atau jadwal liburannya sedang tidak cocok, tidak ada salahnya teman-teman mempertimbangkan bunga Wisteria.

Buat penggemar anime Demon Slayer (Kimetsu no Yaiba) pasti sangat akrab dengan bunga satu ini yang konon dalam cerita sangat dibenci oleh demon atau iblis karena efeknya yang sangat beracun di tubuh mereka.

Wisteria Kimetsu no Yaiba
Kamado Tanjiro di anime Kimetsu no Yaiba memasuki hutan penuh Wisteria


   


Selepas dari cerita tersebut, buat Wisteria atau yang dalam bahasa Jepang-nya disebut Fuji (藤) ini memiliki aroma yang sangat harum. Wisteria mulai mekar bersamaan dengan Sakura, yaitu akhir bulan Maret, dan mencapai full bloom pada akhir April hingga pertengahan Mei. 

Wisteria adalah tanaman endemik Jepang yang habitat tumbuhnya berada di pinggiran hutan di bawah perbukitan. Jadi, jangan kaget kalau taman khusus yang ditanami bunga Wisteria itu terletak cukup jauh dari pusat kota dan kurang ramah akses transportasinya.  

Karena antusias wisawatan yang cukup bagus terhadap bunga ini, untuk mengunjungi taman tematik bunga Wisteria, kini pihak penyelenggara event juga menyediakan shuttle bus yang akan menjemput dari akses transportasi umum terdekat, seperti stasiun kereta. 

Dan saat ini wisteria bisa ditemui dengan mudah di taman perkotaan yang biasanya dijadikan atap gazebo tempat peristirahatan. 

Tempat favorit untuk melihat bunga Wisteria di Jepang

Ashikaga Flower Park di Tochigi dan Kawachi Wisteria Garden di Fukuoka adalah dua nama tempat yang paling populer bagi turis asing karena pernah dinobatkan oleh CNN sebagai Japan most beatiful places. 

Ashikaga Flower Park khas dengan light up atau illumination-nya di malam hari, sedangkan Kawachi Wisteria Garden  khas dengan Wisteria Tunnel-nya yang tulisannya ada di artikel The Purple of Wisteria Tunnel. Kedua tempat ini menanam banyak varietas Wisteria, sehingga jangan heran jika nanti akan dijumpai bunga wisteria dalam berbagai bentuk dan warna.

Wisteria in Ashikaga Flower Park & Kawachi Wisteria Garden
Illumination and Tunnel of Wisteria

Nah, bagi teman-teman yang tinggal di Kagoshima tidak perlu jauh-jauh pergi ke tempat lain untuk melihat bunga Wisteria. Berikut akan saya tuliskan tempat-tempat untuk melihat bunga Wisteria di sekitar Kagoshima:


Wake Park

Wake Park terletak tidak jauh dari Wake Shrine di Kirishima City. Wake Shrine didedikasikan untuk Wake no Kiyomaru dari Wake-cho, Okayama Perfecture, tempat dimana berbagai jenis Wisteria ditanam. Wisteria di Wake Shrine ditanam pada tahun 2000 dari sumbangan 23 jenis wisteria pada peringatan 1200 tahun kematian Wake no Kiyomaro.

Wisteria in Kagoshima
Wisteria Flowers in Wake Park

Setiap tahunnya pada saat bunga Wisteria berbunga, Wake Park menyelenggarakan Wake Park Wisteria Festival (和気公園藤まつり). Pengunjung bisa melihat-lihat berbagai jenis wisteria di Wake Park dengan biaya masuk sekitar 500 Yen. Tempat parkir juga disediakan bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi ke tempat ini.

Wake Park Wisteria Festival in Kagoshima
Wake Park Wisteria Festival

Fujimoto Waterfall Park

Fujimoto Waterfall Park terletak di Satsumasendai City di Perfecture Kagoshima. Tempat ini dikelola oleh komunitas lokal di Fujimoto, Satsumasendai. 

Fujimoton Waterfall Park terbuka untuk umum baik untuk berkunjung ke air terjunnya ataupun bunga Wisteria. Informasi terupdate terkait mekarnya bunga Wisteria di tempat ini dapat dilihat di website Satsumasendai Tourism.

Wisteria at Fujimoto Park Satsumasendai Kagoshima
Wisteria at Fujimoto Waterfall Park

Kokubu Shiroyama Park

Kokubu Shiroyama Park merupakan taman umum yang terletak di Kirishima City. Pengunjung tidak dikenai biaya untuk memasuki area ini, tetapi beberapa fasilitas seperti ferris wheel dan gocart diperlukan tiket untuk menaikinya.

Di sebelah utara taman, teman-teman dapat melihat Pegunungan Kirishima. Di selatan, teman-teman dapat melihat pemandangan Sakurajima dalam kemegahannya dan Kinko Bay dengan ombaknya yang tenang. 

Di taman ini terdapat playground anak-anak yang cukup besar. Bunga Wisteria akan bermekaran di akhir Maret hingga pertengahan Mei.

Wisteria di Shiroyama Park, Kokubu

Kotsuki River

Kotsuki River yang membelah Kagoshima City merupakan salah satu tempat bersantai dengan pemandangan gunung Sakurajima. Selain terdapat jalan yang memuat sejarah Restorasi Meiji, sepanjang bantaran sungai ini ditumbuhi pohon Sakura. 

Wisteria Flower in Kagoshima
Gazebo beratapkan bunga Wisteria
Saya menyadari Wisteria di Kotsuki River pertama kali saat saya sedang berlari di Jogging Track. Ketika saya mulai terengah-engah setelah berlari dua kali di Jogging Track, tiba-tiba saya mencium aroma yang sama dengan di Kawachi Wisteria Garden (Kitakyushu, Fukuoka). Bukankah ini aroma Wisteria? Dan saat saya menoleh ke atap Gazebo, memang disitu terdapat Wisteria yang sedang mekar penuh.
Wisteria in Kagoshima
Wisteria di Kotsuki River
Di setiap jembatan di Kotsuki River, setidaknya terdapat satu gazebo beratapkan bunga Wisteria yang berbunga antara akhir Maret hingga pertengahan Mei. Meskipun bunga Wisteria di tempat ini tidak mekar selebat di tempat lain, tetapi bagi teman-teman yang penasaran dengan bunga dan aroma Wisteria bisa mengunjungi Kotsuki River.

Demikian teman-teman informasi tentang bunga Wisteria di Jepang, khususnya di Kagoshima Perfecture. Bunga Wisteria adalah salah satu bunga yang mekarnya sangat dinantikan di musim semi. 


Sampai bertemu lagi di jalan-jalan selanjutnya 😉

Salam,







Share
Tweet
Pin
Share
25 comments

Pertama kali saya melihat hamparan biru bunga Nemophila di website Hitachi Seaside Park, saya langsung jatuh cinta sama pemandangannya. Buat saya penyuka warna biru, belum pernah rasanya melihat hamparan bunga warna biru di taman yang cukup luas.

Ini salah satu trigger saya ingin balik ke Jepang lagi setelah sempat melakukan short visit selama 10 hari. Gambar dibawah ini sampai saya jadikan cover di facebook biar menjadi motivasi 😉. Alhamdulillah, tiga tahun setelah itu saya diberi kesempatan untuk studi lanjut ke Jepang. 

Well, cerita dimulai!! 😎

Nemophila di Hitachi Seaside Pak

Tempat tinggal saya selama di Jepang adalah di Kagoshima, perfektur yang terletak paling bawah di Pulau Kyushu. Sedangkan Hitachi Seaside Park itu terletak di Perfektur Ibaraki (wilayah Kanto), boleh di bilang cukup jauh dari Kagoshima dan mahal ongkosnya kalau hanya untuk jalan-jalan. 

Meskipun saya pernah mendapat kesempatan ke Tsukuba untuk melakukan presentasi ilmiah, tapi sangat tidak memungkinkan untuk mengunjungi Hitachi yang lokasinya perlu ditempuh dua jam perjalanan menggunakan kereta dari pusat kota 😓. 

Sampai suatu ketika saya menemukan foto Sakura dan Nemophila mekar bersamaan yang cukup trending dari akun instagram @puraten10_blue. Foto ini beliau ambil di Umi no Nakakamichi, Fukuoka, yang lokasinya masih di Pulau Kyushu. Well, saya makin bersemangat menyusun rencana jalan-jalan dengan Foreign Student Pass tentunya 😇

Sakura dan Nemophila yang mekar bersamaan di Umi no Nakamichi, Fukuoka

Sampai pada saat yang ditentukan pandemi Covid-19 membuat Jepang menerapkan State of Emergency, dimana Fukuoka termasuk dalam jajaran daerah dengan tingkat penularan cukup tinggi di Jepang. Bepergian ke perfekture tersebut, ketika kembali ke daerah dengan tingkat penularan lebih rendah, seperti Kagoshima, perlu melakukan self isolation selama dua minggu. Well, jalan-jalan jadi mendokusai 😓

Eh, tapi jalan-jalan di dalam perfekture tidak dilarang kan? Saya masih belum mau menyerah. 

Jujur saja situasi saat itu sangat mencekam. Jalan-jalan relatif lebih sepi dibanding biasanya. Aktivitas kampus sangat dibatasi dan lebih banyak menggunakan zoom. Tidak punya teman, karena memang tidak ada foreign student yang bisa masuk ke Jepang saat itu. Saya butuh refreshing!!

Hamparan Nemophila di Jigenji Park, Kagoshima

Entah bagaimana saat itu saya teringat kalau ada dua taman di Kagoshima yang selalu mengganti jenis tanamannya setiap musim agar menjadi tempat sightseeing menarik di setiap musimnya, yaitu Urban Agricultural Center (都市農業センター)dan Jigenji Park(慈眼寺公園). Di Urban Agricultural Center biasanya menanam rapeseed (nanohana) pada musim semi, dan ketika saya mendapatkan info kalau Jigenji Park menanam nemophila untuk musim semi, saya memutuskan untuk pergi ke tempat ini.

Saya berangkat dengan bus pukul 07.00 menuju Jigenji Park yang lokasinya sekitar 30 menit dari apartemen. Awal april suhu di pagi hari masih cukup dingin, yaitu 10 derajat celcius, sehingga saya perlu membawa jaket. Well, saya tiba pagi-pagi sekali saat hanya satu dua orang yang berusia lanjut melakukan olahraga pagi atau sekedar jalan-jalan di sana.

Nemophila dan Sakura di Jigenji Park

Karena tidak ada orang, saya cukup puas menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih untuk berfoto-foto dari segala sudut. Teman-teman bisa melihat seluruh foto yang saya ambil ini menunjukkan sudut yang berbeda-beda. Ada yang menghadap perbukitan dengan hamparan Nemophila yang lebih luas, ada yang menghadap parkir mobil dimana terletak bunga Sakura yang sedang mekar penuh, dan ada juga bunga Azalea (tsutsuji) yang kuncupnya mulai bermekaran. 

Sakura, Nemophila, Tulip dan Azalea memang memiliki waktu berbunga yang hampir bersamaan. Jadi tidak jarang bisa kita temui warna warni bunga yang indah di suatu taman yang menanam jenis bunga tersebut secara berdampingan.

Nemophila dan Azalea di Jigenji Park

Di sela-sela bunga Nemophila ini bisa ditemui lebah-lebah beterbangan. Saya yang suka fotografi makro, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Karena foto lebah yang menghisap nektar bunga Nemophila itu cukup susah diambil dan memiliki nilai seni 😀

Lebah menghisap nektar bunga Nemophila

Jigenji adalah kawasan taman yang cukup luas. Terdapat hutan bambu dan taman bermain anak-anak di bawah pohon sakura jika kita menuruni tangga ke bawah. Jika berkunjung ke tempat ini di siang hari, bisa menyempatkan diri untuk menyantap Nagashi Soumen yang cukup terkenal dan hanya buka dari musim semi ke musim gugur saja. 

Nemophila

Karena saat State of Emergency semua tempat makan tutup, jadi saya memutuskan untuk skip makan soumen nagashi, dan langsung ke kampus dengan menggunakan kereta. Sesampainya di kampus pun saya masih menyempatkan untuk memfoto bunga Azalea di sepanjang batas jalan, bunga Sakura yang mekar di Fakultas Teknik, dan yang agak-agak aneh bagi orang Jepang pastinya, gulma di sawah tempat kami menanam padi pun serempak berbunga warna merah muda, cantik sekali 😍

Well, sekian cerita refreshing singkat saya di masa pandemi. Sampai jumpa di jalan-jalan berikutnya ya..

Salam,




Share
Tweet
Pin
Share
28 comments

Blog walking adalah kegiatan mengunjungi website atau blog milik penulis lain untuk melakukan studi banding isi blog, membaca artikel, memberikan komentar sebagai masukan ataupun sebagai tanggapan terhadap artikel yang sudah ditulis. Sebagai seorang blogger, tentu kita membutuhkan kegiatan blog walking dari blogger lain untuk meningkatkan traffic kunjungan ke blog-nya, yang tentu saja bersifat timbal balik.

Daftar blog di bawah ini saya buat untuk memudahkan kegiatan blog walking saya. Bagi teman-teman yang ingin menjadi bagian dari kegiatan blog walking ini, silakan tinggalkan alamat website di kolom komentar. Setelah dikunjungi dan diberi jejak komentar, jangan lupa untuk bergantian melakukan hal yang sama di website saya ya. Jika ada timbal balik yang konsisten, saya akan masukkan alamat blog teman-teman di daftar my blog walking list di bawah ini 😉

MY BLOG WALKING LIST

  1. A Little Thing Called Life: A Story of My Life
  2. Jastitahn | Life & Travel Journal
  3. Rosdiana Anisa - My Sweet Journal
  4. dst

Share
Tweet
Pin
Share
22 comments
Lain ladang lain belalang, 
Lain lubuk lain ikannya.

Peribahasa di atas menggambarkan adanya perbedaan adat istiadat dan aturan di daerah yang berbeda. Peribahasa tersebut memang benar adanya. Terlihat dari bagaimana cara warga setempat melakukan kegiatan untuk menyambut datangnya ramadhan. 

Tidak perlu jauh-jauh, dalam satu pulau Jawa saja sudah banyak sekali terdapat perbedaan tradisi. Contohnya, di suku Jawa (sebutan untuk orang asli Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur) menyambut datangnya Ramadhan dengan Padusan dan Nyadran. Sedangkan di Sunda, khususnya di daerah Bogor, mereka punya "Cucurak". 

Apa itu Cucurak?

Merujuk pada Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Cucurak atau "curak-curak" berasal dari bahasa Sunda yang berarti bersenang-senang, yang dalam tradisinya sudah secara turun temurun dilakukan dengan berkumpul bersama kolega maupun keluarga. 

Yang menarik dari tradisi cucurak adalah adanya sajian makanan khas sunda seperti nasi liwet, tahu, tempe dan ikan asin yang digoreng, sambal dan lalapan yang dihidangkan di atas daun pisang memanjang. Orang-orang kemudian duduk lesehan secara melingkar atau memanjang untuk menikmati makanan.

Pengalaman saya mengikuti cucurak adalah saat saya masih kuliah di IPB. Tidak jauh dari kampus, ada warung makan sunda bernama Cucurak yang menyediakan menu makan sepuasnya (all you can eat) dengan harga yang cukup ramah di kantong (kalau tidak salah sekitar Rp 30.000). 

Pengalaman lain adalah saat saya semester 7 di IPB, kami teman-teman satu kosan memasak menu masakan sunda, kemudian memakan bersama-sama dengan daun pisang di sawah di belakang kos bersama dengan teman laki-laki lainnya. 

Nggak jarang lho orang-orang ini melakukan cucurak di tempat wisata, seperti dipinggir pantai atau bahkan sekedar ke Kebun Raya Bogor yang teduh. Karena selain bersenang-senang, cucurak juga ada nilai lain yaitu menjaga silaturahmi. Jadi, jika akan berkumpul dengan orang banyak kenapa tidak di tempat yang bagus sekalian ya...

Pernah punya pengalaman cucurak? Silakan komen di bawah ya...

See you,



Share
Tweet
Pin
Share
16 comments

Ini bulan Ramadhan baru mau datang, tapi kenapa sudah banyak kendaraan plat luar daerah yang memadati lalu lintas di pedesaan di Jawa Tengah? Apakah mereka mudik lebaran lebih awal? Bukan, mereka kembali ke kampung halaman karena adanya tradisi "Nyadran". 

Selain nyadran, ternyata ada lagi tradisi di Jawa untuk menyambut Ramadhan, yaitu "Padusan". Nah, ini apalagi? Tenang, kali ini saya akan menjelaskan apa yang saya tahu tentang Padusan dan Nyadran.


PADUSAN

Padusan di Umbul Cokro, Klaten (sumber: travel.kompas.com)

Padusan berasal dari bahasa jawa adus yang secara harfiah berarti mandi. Padusan adalah kegiatan mandi membersihkan diri yang dilakukan sebelum melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Tradisi ini juga sudah dilaksanakan secara turun temurun di Keraton Yogyakarta, dimana laki-laki akan membasahi diri dengan masuk ke dalam kolam bersama-sama, sedangkan perempuan melakukannya di tempat tertutup.

Saat ini, orang-orang memanfaatkan momen padusan dengan beramai-ramai mengunjungi daerah sumber mata air, seperti di daerah Boyolali atau Delanggu (Klaten) yang banyak memiliki umbul (kolam sumber mata air).

Selain kegiatan mandi, padusan memiliki maksa filosofis lain yaitu membersihkan diri dari segala kedengkian, dosa, dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya agar dapat berpuasa Ramadhan dengan hati yang suci.


NYADRAN

Kegiatan Nyadran (sumber: kabare.id)

Nyadran adalah suatu budaya turun temurun untuk membersihkan makam anggota keluarga ataupun leluhur yang sudah meninggal, kemudian menabur bunga dan mendo'akan arwah leluhur. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan satu bulan sebelum Ramadhan. Oleh karena itu, banyak orang yang pulang ke kampung halaman sebelum Ramadhan dimulai untuk melakukan kegiatan ini. 

Nyadran utamanya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dengan ritual yang berbeda-beda tergantung daerah masing-masing. Setiap keluarga yang berpartisipasi dalam kegiatan nyadran wajib mempersiapkan makanan kenduri sendiri, yang biasanya berupa ayam ingkung, sambal goreng, urap, perkedel, tahu dan tempe bacem, dan lainnya. 

Nyadran sudah ada sejak masa kerajaan Hindu-Budha yang berisi puji-pujian kepada para leluhur. Kemudian sejak masuknya Islam ke tanah Jawa, para walisongo mengakulturasikan budaya dengan memasukkan do'a-do'a yang bersumber dari Al-Qur'an sebagai ganti puji-pujian.


Begitulah tradisi menyambut Ramadhan di Jawa, setidaknya demikian di daerah saya walaupun saya tidak pernah mengikuti rangkaian kegiatan diatas. Kalau di daerah kamu, ada tradisi apa dalam menyambut Ramadhan? Silakan berbagi di komen di bawah ya... Jangan lupa cantumkan alamat website kamu juga biar bisa saya kunjungi balik.

See you,

Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
Newer Posts
Older Posts

Total Pageviews

FLAG COUNTER

Flag Counter

About me

About Me

I am Izza, a plant scientist who likes traveling. Mostly I post about cultural exchanges and my travel experiences to historical sites and natural sceneries.

My Snapshots

blog list

  • Pejuang Pena
  • Satsuma Career
  • Satsumakan

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  February 2023 (1)
  • ▼  2022 (19)
    • ►  October 2022 (1)
    • ►  August 2022 (1)
    • ►  June 2022 (1)
    • ►  May 2022 (1)
    • ▼  April 2022 (5)
      • Belum puas dengan sakura? Wisteria akan membuatmu ...
      • Lautan Biru Nemophila di Taman Bunga
      • Blog Walking
      • Cucurak: Tradisi Warga Bogor Menyambut Ramadhan
      • Budaya Jawa dalam Menyambut Bulan Ramadhan: Padusa...
    • ►  March 2022 (6)
    • ►  February 2022 (3)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (5)
    • ►  December 2021 (2)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  March 2021 (2)
  • ►  2020 (3)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  July 2020 (1)
    • ►  March 2020 (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  October 2019 (1)
    • ►  May 2019 (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  April 2018 (1)
  • ►  2015 (3)
    • ►  October 2015 (3)

Followers

BloggerHub

BloggerHub Indonesia

Blogger perempuan

Blogger Perempuan

1 minggu 1 cerita

1minggu1cerita

Created with by ThemeXpose